Monday, September 18, 2006

True Love Waits

"I'll drown my beliefs
To have you be in peace
...
Just...
Don't leave, don't leave..." [*]

memang bukan perkara mudah mencari ketulusan di hutan bunga matahari. sama halnya dengan menjadi seseorang yang tulus, melakukan sesuatu bagi orang lain tanpa pamrih. karena seperti yang kita tahu, membacot jauh lebih mudah daripada membacok.

banyak sekali yang sudah putus asa karenanya dan si Jagoan Perut Buncit salah satunya. kasihan sekali dia, mati sebelum sempat mengecap sebuah romantisme ketulusan. atau malah ia mati bahagia karena sampai akhir hayatnya ia berhasil membuktikan bahwa memang tidak ada yang tulus di dunia ini? jawabannya tidak tahu. dan Peri Hutan juga tidak peduli. ia hanya ingin membuktikan bahwa bacot si Buncit tolol itu nol besar.

bukan perkara mudah, sekali lagi. namun hal inilah yang membuat Peri Hutan mengawali minggunya dengan mata berbinar-binar dan semangat baru. terlalu banyak berharap memang sama sekali tidak dianjurkan; bisa membuat diri hancur dalam kekecewaan dan ketidakberdayaan. tapi harapan juga penting untuk bertahan hidup.

harapan yang seperti apa? Mungkin ini berkaitan dengan ketulusan tadi. harapan yang tidak egois. harapan yang tetap dapat membuat kita tersenyum di dalam kekalahan kita. seperti tulisan Goenawan Mohamad dalam “Harapan”, catatan pinggir, Tempo, untuk Tuesdays with Morrie, “Harapan, baginya, ialah ketika ia memberi. Mungkin dengan sedih dan getir dan rapuh. Tapi akhirnya ia memberi tahu kita: tetap saja ada orang yang berbuat baik, juga dalam kekalahan. Bukankah itu juga harapan?”

setidaknya ia masih punya harapan untuk menambal sulam hati barunya dengan benang sulam warna merah jambu kepunyaan mendiang neneknya. menjaga dan merawatnya sampai pemilik yang sesungguhnya datang padanya dan memintanya. pada saat itulah ia akan memberikannya dengan senyum yang mengembang di wajahnya, tanpa ragu.

pasalnya, ia sudah cukup bahagia bisa duduk-duduk menghabiskan sore di ayunan reyotnya sambil menyulam hati barunya itu. hati baru yang membuatnya kembali bersemangat dan tegar menjalani kehidupan setelah tercemplung di dalam comberan bau, dengan cara-cara yang sederhana dan tak terduga. dan Peri Hutan menyayangi hati barunya itu melebihi apapun tanpa ia sadari. maka apapun akan ia lakukan supaya hati barunya tidak kisut dan penuh borok seperti yang lama, walaupun untuk itu ia harus merelakannya pergi dan menjadi milik orang lain.

sekarang Peri Hutan tidak lagi menggebu-gebu untuk mencari Neverland-nya sampai ke ujung dunia. ia bisa menciptakannya dimanapun, di tempat yang ia inginkan, entah itu di Honolulu atau bahkan puncak Himalaya dengan seseorang yang pada akhirnya ia pilih dan juga memilih dirinya.

masalahnya adalah ia tak terlalu membutuhkannya saat ini, karena ia sendiri adalah peri yang bebas dan santai. masih suka bermain-main sampai lupa waktu dengan peri-peri lainnya. yang ia butuhkan hanya seseorang yang mau menunggunya. seseorang yang mau belajar dan berjalan bersamanya. mau menemaninya duduk-duduk saja tanpa sepatah kata pun, bengang-bengong cengangas-cengenges, dan naik ke puncak Monas sambil meneriakkan sumpah serapah sampai masuk angin ; seperti yang biasa ia lakukan dengan teman-teman perinya yang bodoh atau sekedar menemaninya makan es krim putih bertaburan M&M kesukaannya sambil bercerita, dan meminjamkan lengan kokohnya untuk Peri Hutan tidur karena sudah capek seharian bermain dan berteriak-teriak. bukan orang-orang yang mendesak dan menuntut macam-macam darinya. orang-orang yang seperti kernet angkot bagai kebakaran jenggot kesetanan mengejar setoran.

ia percaya ini semua hanya masalah waktu. orang yang tepat akan menunggu dan datang di saat yang tepat, jadi apa yang harus dikhawatirkannya ? kalaupun toh tak ada yang menunggunya, ia sudah siap dan dengan lapang dada akan menerima itu sebagai bagian dari takdirnya. takkan ada penyesalan dan kekecewaan. semoga. lagipula Peri Hutan sudah terbiasa hidup sendiri dan tidak suka merepotkan orang lain.

nyenyak sekali tidurnya semalam. belum pernah Peri Hutan bangun dengan perasaan sesegar ini. perasaan seperti terlahir kembali. Peri Hutan masih berdiri di depan pintu rumah pohonnya sambil tersenyum bahagia, menerima paket berisi anak kucing kecil manis dengan mata biru jernih, yang langsung dinamainya Tigger (karena wajahnya yang menyerupai anak macan.red), dan sebotol susu coklat untuk mengawali hari ini, kiriman dari si Kurcaci Penabuh Genderang. Peri Hutan segera membaca surat dari sahabat yang sangat disayanginya itu, yang diselipkan di ban leher Tigger:

“jangan bersedih, Peri Hutan… apapun yang nanti terjadi diikhlaskan saja, tiap orang pasti pernah berbuat salah, dan itu yang membuat kita jadi lebih baik. Kamu adalah orang pertama yang kuanggap sahabat. Masih merasa apa yang kamu lakukan selalu salah?” :)

Peri Hutan masih ingat betapa murungnya si Kurcaci Penabuh Genderang dulu, jongkok seorang diri dan pundung. tak mau berbicara dengan siapapun dan diam saja sepanjang hari dengan tatapan kosong. ibaratnya hidup segan, matipun tak mau. kini tanpa penyertaan Peri Hutan pun, Kurcaci Penabuh Genderang sudah berubah menjadi kurcaci yang paling periang di seantero hutan bunga matahari. apalagi sejak ia bertemu dengan si balerina cantik pelengkap hidupnya.

Peri Hutan juga tiba-tiba teringat dengan si Beruang Madu Muka Datar yang tinggal di gua lembah madu. dulu kelakuannya juga tak jauh berbeda dengan si Kurcaci Penabuh Genderang; tak prnah percaya dengan kebaikan orang lain dan selalu menganggap dirinya kuat. sampai akhirnya ia mengaku merasa ada sesuatu yang lebih hidup dan bermakna ketika membiarkan Peri Hutan masuk ke dalam kehidupannya, bertahun-tahun yang lalu. dan kini hidup si Beruang Madu Muka Datar lebih berwarna-warni seperti gulali dan pelangi.

senang rasanya mengetahui kita berguna untuk hidup orang lain tanpa kita sadari. juga menyadari bahwa masih ada yang peduli dan tidak menertawakan kita, setolol apapun kesalahan yang telah kita perbuat di dalam hidup. dan itu membuat Peri Hutan semakin bersemangat menjalani minggu yang baru ini, untuk terus menyulam hati barunya.
"And true love waits
In haunted attics
And true love lives
On lollipops and crisps" [*]
[*] True Love Waits -- Radiohead (I Might be Wrong - Live Recording)

No comments: