Wednesday, February 14, 2007

Lozenge of Love Means No Love, Only Bluff…

ada sebuah cerita yang selalu Peri Hutan ingat tentang dua orang pemadam kebakaran yang pergi ke hutan untuk memadamkan kebakaran kecil. cerita ini ia dapatkan dari kakeknya, dulu semasa hidupnya. kakek Peri Hutan memang selalu punya banyak cerita menarik, yang membuat Peri Hutan enggan untuk segera tidur karena selalu penasaran dengan kelanjutan ceritanya.

tetapi kali ini ceritanya singkat. ah, sebenarnya tidak tepat juga kalau disebut cerita, karena ini lebih mirip dengan teka-teki. dan Peri Hutan selalu bersemangat dengan teka-teki. membuat hidungnya kembang-kempis, bahkan hanya dengan pertanyaan-pertanyaan bodoh yang membuat orang yang mendengarnya emosi semacam, ”Pak Mamat mati. Pak Mamat mati nggak?”.

“Peri Hutan, andaikan ada dua anggota pemadam kebakaran yang pergi ke hutan untuk memadamkan kebakaran kecil. Setelah selesai, mereka pergi ke sebuah anak sungai. Muka yang seorang hitam penuh jelaga, sementara yang satunya lagi bersih sama sekali. Pertanyaan kakek: siapakah di antara mereka yang akan membasuh mukanya?”, tanya kakek Peri Hutan suatu hari.

“Ah, kakek konyol! Ya tentu saja yang mukanya kotor.”, jawab Peri Hutan sekenanya.

“Tidak, cucuku. Yang wajahnya kotor melihat muka temannya bersih, lantas ia mengira mukanya juga bersih. Sebaliknya, yang mukanya bersih melihat muka temannya yang kotor akan berpikiran : pasti mukaku kotor juga, jadi lebih baik aku cuci muka.”, jelas kakek sambil tersenyum simpul. menyiratkan gurat-gurat ketuaan yang semakin nampak jelas di wajahnya.

“Maksudnya, kek?”, tanya Peri Hutan dengan wajah kebingungan.

“Maksud kakek adalah ketika kau menemukan seseorang yang kau cintai, kau pasti akan melihat dirimu di dalam dirinya. Dan sebaliknya, ia akan menemukan dirinya di dalam dirimu.”, terang kakek Peri Hutan.

“Aku tetap tak mengerti maksud kakek.”, kata Peri Hutan dengan jidat berkerut-kerut tanda berpikir keras.

“Hahaha… Begini, Peri Hutan… Misalnya kau adalah si pemadam kebakaran yang berwajah penuh jelaga, sedangkan orang yang kau cintai adalah yang berwajah bersih. Dengan kata lain, kau mencintai seseorang yang penuh dengan semangat dan energi. Maka secara otomatis, tanpa kau sadari dirimu juga bersemangat dan penuh dengan energi yang meluap-luap. Kau melihat wajahnya yang bersih dan kau melihat dirimu di sana. Sedangkan dia, ketika melihat wajahmu yang kotor dan penuh jelaga, merasa dirinya jauh lebih buruk daripada yang sebenarnya terjadi.”, kakek Peri Hutan berusaha menjelaskan makna yang terkandung di balik kisah yang tadi ia ceritakan pada cucunya itu.

Peri Hutan mengangguk-angguk tanda setuju. bangga pada kakeknya yang selalu punya banyak cerita yang berisi pelajaran-pelajaran hidup yang berguna.

“Makanya, Peri Hutan… Jika kau terpisah dari orang yang kau cintai, persiapkanlah dirimu agar wajahmu sebersih wajahnya ketika kau hendak menemuinya lagi. Sebelum kau bisa menemukannya, kau harus terlebih dahulu menemukan dirimu sendiri.”


I am gone
Everybody's raging
And these fruits
They still taste of poison
I won't be around
When you really need me

I can't sleep
Why can't someone hold me
I need warmth
A restless body cracks some more
I won't have the strength
When you really need me” [*]


[*] Lozenge of Love – Radiohead

*) Cerita ini terinspirasi oleh kisah dua pemadam kebakaran yang diambil dari buku Paulo Coelho, The Zahir, (Jakarta, 2006).

No comments: