Wednesday, September 26, 2007

Bintang Toedjoe sang Penyembuh


apa yang bisa melubangi perasaan melebihi bunga-bunga morning glory yang tiba-tiba layu dan berbau busuk? bunga-bunga ungu itu dulu merambat keluar dari mulut si hati baru. lebat. lembut merambati pucuk kepala Peri Hutan, pundak, sekeliling dada dan punggungnya, juga pergelangan tangan dan kaki. menambat di sana-sini, menemani hari-harinya dan si hati baru dalam sebuah labirin. namun mereka tak pernah membuatnya tercekat. kini, bunga-bunga itu mendadak menjadi layu, kecoklatan, dan mengeluarkan bau busuk. melubangi Peri Hutan tepat di tengah-tengah. keadaannya persis seperti sang Sundel Bolong yang legendaris itu.



belum sempat membersihkan tubuhnya yang kotor dirambati bunga busuk, Peri Hutan malahan melihat hati barunya mendekap sebentuk bintang yang sangat terang. sampai-sampai ia nyaris buta jika memandanginya. Peri Hutan hanya sanggup melihat sekelebat dengan mata memicing, sambil menahan kencing. agaknya itu bintang penyelamat penunjuk jalan yang kerap jatuh dari timur langit ketika seseorang tersesat. ia akan jatuh dengan sendirinya kepada orang yang meminta dan membutuhkannya.

rupa-rupanya si hati baru selama ini memintanya dengan kushyuk. celaka tiga belas buat mereka yang tak bisa lagi berharap pada sang mitos! si hati baru melangkah sambil mendekap bintang penyelamatnya. menuju dunia di luar labirin jahanam. mereka memang belum jauh dari pandangan, namun Peri Hutan memilih untuk tak mengejar mereka. ia berbalik, berharap menemukan bintang toedjoe. bukankah hanya harapan yang dapat menyembuhkan perasaan yang berlubang? ia mestinya bersyukur, setidaknya masih boleh punya harapan dari si bintang toedjoe itu. tentu saja, untuk menyembuhkan kepalanya yang kini terasa cenut-cenut.

2 comments:

I. Widiastuti said...

wah ada audrey kawasaki :)

peri hutan penghuni hutan bunga matahari said...

huhuy! my all-time-favorite! :)