Sunday, December 10, 2006

The Unintended

in.tend / In’tend/ vt 1~ (for), have in mind as a purpose or plan1
un.in.tend.ed : the antonym; something or someone that’s/ who’s not in mind as a purpose or plan
----------------------------------------------------------------------------------

sudah berhari-hari berlalu sejak Peri Hutan pergi meninggalkan semua miliknya di hutan bunga matahari. namun hati barunya masih belum beranjak dari padang ilalang, tempat Peri Hutan biasa terbengang-bengong.

tempat itu kini kosong melompong. hampa, tanpa ada tanda-tanda kehidupan. terutama ketika senja menumpang lewat sejenak di sana. tepat setelah anak-anak yang sedari siang asyik bermain bola dipanggil masuk oleh ibu mereka masing-masing untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka. dan juga tepat setelah kambing-kambing ceking digiring kembali masuk ke dalam kandang. kalau dibiarkan begitu saja di padang sampai malam seperti yang sudah-sudah bisa-bisa mereka kena radang tenggorokan. para pemilik kambing-kambing tersebut tentunya tidak mau ambil risiko. ketimbang melepas bebas kambing-kambing mereka supaya puas bermain-main, lebih baik didekam di kandang dan diberi makan yang banyak biar kelihatan berisi. biar laku dijual nanti menjelang perayaan Idul Adha.

sepinya padang ilalang pun rupanya tak terlalu menarik perhatian seisi hutan bunga matahari. memang tak ada waktu untuk memusingkan hal-hal sepele dan remeh-temeh. waktu adalah uang. setiap detik berharga, buat apa pusing-pusing memikirkan padang ilalang yang semakin gersang sejak kepergian si Peri Hutan yang bodoh?

hatinya si Peri Hutan merana. tak kuasa menahan sepi sendiri dan pertanyaan yang selalu sama dari sepotong senja yang lewat; “Mana Peri Hutan?”, atau “Kok sendiri saja?”. si hati baru rindu bernyanyi bersama lagi dengan si Peri Hutan. walaupun suara Peri Hutan sumbang dan kurang enak didengar, rasanya lebih baik menyanyi berdua daripada sendirian.

apa boleh buat, si hati baru harus bersabar. dan kali ini ia terpaksa menyanyi sendirian.

You could be my unintended,
choice to live my life extended

You could be the one I’ll always love
You could be the one who listens
to my deepest inquisitions
you should be the one I’ll always love

I’ll be there as soon as I can
But I’m busy mending broken pieces of the life I had before

First there was the one who challenged
All my dreams and all my balance
She could never be as good as you

I’ll be there as soon as I can
But I’m busy mending broken pieces of the life I had before
Before you...
” [*]

sementara Peri Hutan sedang duduk mengaso di padang ilalang lain di suatu tempat, sambil memandang sepotong senja yang kebetulan juga lewat di situ. sepotong senja yang ternyata menanyakan pertanyaan yang sama dengan yang diberikan kepada si hati barunya; “Mana hati barumu?”. hhh, hati baru... tak pernah sekalipun Peri Hutan menyangka ia bakalan banyak memikirkannya akhir-akhir ini. sama tak menyangkanya ketika si hati baru itu meloncat-loncat dengan lincah dari lapak biru di Pasar Jumat ke tangannya, padahal ia tidak sedang memilih-milih hati baru, apalagi sampai berniat untuk membeli. Peri Hutan tak pernah menjawab pertanyaan sang senja. sebagai gantinya, ia hanya tersenyum dan berbisik lirih ketika sang senja telah berlalu, “Bersabarlah hati baru... Suatu saat mungkin kita bertemu lagi... Jika perjalanan kita berujung di jalan yang sama...”

[*] Unintended – Muse (Showbiz)

1 Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English (A S Hornby)

No comments: