Monday, August 21, 2006

Lamunan Jamban

"slowly down the avenue… and the irony of liking you…" [*]

ironis : kenyataan bahwa kita menyukai seseorang dalam diam, lalu mengharap dalam kesunyian. perlahan-lahan perasaan itu merambat dari degupan tak karuan di dada menjadi serangan yang melilit perut seperti panggilan alam di pagi hari.

memang ironis : perasaan seolah-olah mengenal orang itu atau lebih dangdutnya lagi yakin bahwa orang itu semacam belahan jiwa kita yang tercecer entah di mana dan tanpa sengaja (atau mungkin pada akhirnya) kita temukan, padahal bisa saja itu terjadi berulang-ulang pada siapapun yang kita temui. asal waktunya tepat dan reaksi kimianya pas.

tapi kita sudah terlanjur mengkhayal-khayal, berharap-harap cemas; persis seperti menunggu pengumuman hasil SPMB; supaya orang itu menyadari keberadaan kita. tak ada yang dilakukan sepanjang hari selain berbaring bermalas-malasan di atas kasur sambil memikirkan orang itu sepanjang hari. mau menghubungi gengsi. akhirnya menghubungi dengan terlebih dahulu bersusah payah membuang jauh semua tetek bengkak permasalahan harga diri tapi tak ada respon. serba salah. setelah itu larut dalam penyesalan karena tak bisa menahan diri sambil membenamkan muka ke bantal karena toh hasilnya sama saja.

tiba-tiba perasaan aneh menggerayangi dan menghantui sepanjang malam, membuat mata melek walaupun tidak diganjal kopi. perasaan aneh ingin bertemu walaupun tidak tahu mau menanyakan apa; rasanya sudah tahu tentang dirinya sebelum ia sempat menceritakan apapun. perasaan aneh untuk duduk berdampingan dengan orang itu sambil terpekur menikmati semilir angin. duduk-duduk saja tanpa sepatah kata pun terucap. setidaknya cukup untuk mengetahui bahwa ada lengan yang kokoh untuk menyender ketika kita lelah dan bahu yang tulus untuk kita menangis ketika semua beban yang ada terasa begitu berat. cukup untuk mengetahui ada kehangatan yang menjalar dari setiap hembusan nafas. atau sekedar kehadiran untuk menemani makan es krim yang dingin dengan M&M bertaburan di atasnya di Sarinah Thamrin. selanjutnya yang ada hanya keakraban di dalam kesunyian…

"I love you and you love me… we’re gonna make a big family…" [*]

sayup-sayup masih terdengar lantunan merdu sebuah tembang dari Sore dan Peri Hutan meringis pilu, sembari menyiram jamban yang sudah didudukinya dari tadi sampai pantatnya terasa kesemutan, melarutkan semua ampas dan lamunan-lamunan yang ada ke dalam lubang hitam pekat.

rupa-rupanya Ade Paloh mengigau saat menulis lagu itu. atau mungkin memang tidak ada buah-buahan bagi Peri Hutan untuk hari ini??

[*] No Fruits for Today – Sore (Centralismo)

2 comments:

Anonymous said...

hwahhhhh...

ni...
ini gw bgt...
damn...knapa gw harus menjadi korban jenis lelaki yg sama

SUCKS!!!

peri hutan penghuni hutan bunga matahari said...

sabar ya kongkong...
sini sini nini peluk!
eh eh ini kongkong kan? ;;)