Sunday, August 06, 2006

Peri Hutan dan Kambing-Kambing Ceking di Padang Ilalang

pernah dengar cerita bahwa Peri Hutan sudah malas mencari Neverland baru, bosan bermain komidi putar, dan eneg makan gulali warna-warni yang manis? cerita bahwa ia bahkan tidak tahu lagi apa itu Neverland atau benarkah itu yang selama ini dicarinya? ternyata cerita itu bukan sekedar kabar unggas, jilatan jempol, atau gosip bencong semata!

Peri Hutan sudah benar-benar muak mencari. toh jika sudah menemukannya pasti akan muncul permasalahan yang baru: B O S A N. ah, masa bisa bosan? entahlah, yang pasti Peri Hutan hanya bisa menerka-nerka dan berkhayal sepanjang hari, seperti yang sedang dilakukannya sekarang, karena ia sendiri belum pernah benar-benar menemukan Neverland yang selama ini dicarinya. mungkin juga ia sedang berlari dari kenyataan yang ada dan mencari-cari alasan yang masuk akal supaya tidak perlu terlalu bersedih sepanjang hari. tetapi hal itu tidak penting lagi bagi Peri Hutan karena sebagian dari dirinya beserta harapan-harapannya sudah mati, bersamaan dengan tumbangnya si Jagoan Perut Buncit di Neverland-nya.

kalaupun sekiranya ada yang mirip-mirip dengan Neverland itu, bukannya tidak mungkin tempat itu palsu seperti yang sebelumnya. ukh, terlalu banyak yang palsu akhir-akhir ini. rambut palsu, gigi palsu, bahkan tetek palsu!

selain itu terkadang menjalani hidup tidak semudah yang dibayangkan. sama seperti memaafkan dan melepaskan sesuatu yang bukan milik kita dengan hati yang ikhlas. semoga saja Tuhan memaafkan Peri Hutan yang telah memburai isi perut Jagoan Perut Buncit kemarin dulu, jika itu termasuk dosa. juga pilihan dan tekad Peri Hutan untuk lebih baik masuk neraka daripada menginjak tanah yang sama dengan si Buncit BANGS*T di surga, jika tempat itu memang ada.

B O S A N. Peri Hutan bosan mencari dan tertipu. lalu bosan menunggu. setelah itu bosan berharap. dan terakhir bosan mengkhayal. Peri Hutan kesepian. si Kurcaci Penabuh Genderang sedang asyik memainkan musik pengiring untuk Balerina-nya. ah, semoga si Kurcaci Penabuh Genderang hidup bahagia. Peri Hutan turut senang melihatnya walau iri juga terkadang mendengar cerita-cerita dan harapannya. dunia memang tidak seempuk daun kelor buat semua orang. dan Peri Hutan termangu sendiri di hamparan padang ilalang yang luas, ditemani kambing-kambing ceking yang sedang makan rumput.

lalu Peri Hutan melantur; daripada makan gulali warna-warni yang manis sampai mabok, mungkin lebih baik mabok makan rumput. setidaknya ada kambing-kambing ceking yang menemani. dan muntah bersama ketika rasa pahitnya tidak sesuai dengan harapan.

No comments: