Thursday, August 17, 2006

Surga Kue Keju dan Selai Berry Biru

BEBAASS!!!

MERDEKAAA!!!

apakah sebenarnya makna kebebasan itu? orang-orang seperti kebakaran jenggot meneriakkan kebebasan dan kemerdekaan mereka namun tidak ada yang benar-benar tahu apa makna dari kebebasan atau kemerdekaan itu sendiri.

Peri Hutan sendiri telah berjuang sepanjang hidupnya untuk memperoleh kebebasan itu. kebebasan untuk pergi ke mana pun ia suka, kebebasan untuk memilih apapun yang ia kehendaki, kebebasan untuk memperjuangkan apa yang diyakininya, kebebasan untuk memperoleh keberanian menjalani kehidupan yang tak pernah pasti. ironisnya yang terjadi sekarang ini, bahkan untuk memperjuangkan apa yang diyakini oleh seseorang pun adalah sesuatu yang tidak mudah. padahal pilihan untuk menjadi berbeda saja sudah sulit. harus terlebih dahulu melalui proses panjang pertarungan melawan diri sendiri.

Peri Hutan muak. sejak dulu, terlalu sering ia diombang-ambing oleh harapan orang-orang di sekitarnya. harapan untuk selalu menjadi yang terbaik, panutan, sosok yang sempurna. padahal kita semua tahu tak ada kesempurnaan di dunia yang fana. ini membuatnya akrab dengan kepura-puraan di hadapan orang-orang yang selalu berharap terlalu banyak padanya. dan siapapun yang mengalaminya pasti tidak dapat menghindari kehausan akan pengakuan dari dunia hanya untuk membuat diri mereka tenang dan tidur nyenyak di malam hari sambil bermimpi indah. semakin lama dosisnya semakin bertambah dan bertambah dan lama kelamaan mereka akan berakhir sebagai orang rakus yang tak pernah puas. lalu tidak akan ada lagi tidur-tidur nyenyak di malam hari dan mimpi-mimpi indah karena dikuasai ketakutan-ketakutan, perasaan terancam, dan kosong.

sangat mengerikan. bukan kehidupan seperti robot tadi yang diimpikan oleh Peri Hutan. dan yang pasti juga bukan kehidupan yang dipilihkan orang-orang terdekatnya dan menjadi budak dari keinginan mereka yang merasa tahu apa yang terbaik untuk dirinya dan hidupnya. ia terlahir di dunia ini untuk berjuang, walau terkadang atau mungkin sering tanpa hasil.

lagi-lagi apa itu makna kebebasan, Peri Hutan tidak terlalu mengerti. karena makna kebebasan bagi setiap orang berbeda-beda tergantung dari segi apa orang itu mengimaninya dan ke mana pengalaman hidup telah membawanya. yang ia tahu, di sebuah buku karangan Paulo Coelho yang pernah dibacanya; kebebasan itu bukanlah ketiadaan tanggung jawab, melainkan kemampuan untuk menentukan pilihan dan melibatkan diri pada apa yang terbaik untuknya. dan yang jelas tak ada kebebasan yang mutlak. karena apapun pilihan yang telah kita tentukan bagi diri sendiri, juga kita tentukan bagi orang lain di sekitar kita.

hhh, adakah sebuah tempat yang benar-benar kekal abadi, yang takkan lekang dimakan jaman? entahlah. yang pasti Peri Hutan sedang lelah untuk berlari dari hutan bunga matahari-nya. ia tidak bisa membaca peta dan tentu saja akhirnya selalu tersesat dan ujung-ujungnya kembali lagi ke sana. lagipula tak ada gunanya pergi dari sana dengan tujuan mencari sesuatu secara membabi-buta. takkan ada hasilnya ketika kita pergi dengan tujuan hanya untuk menghindar dari sesuatu. lalu ia teringat akan suatu hal. kata-kata kunci ini : untuk menemukan orang atau sesuatu yang kau cintai, maka kau harus menemukan dirimu sendiri terlebih dahulu.

Peri Hutan menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak terlalu gatal. seperti biasa, otaknya yang bodoh kurang mampu mencerna kata-kata atau ungkapan yang terlalu sulit. ia mengira-ngira mungkin maksudnya adalah ia harus melihat jauh ke dasar lubuk hatinya untuk menemukan jawabannya dan apa yang diinginkannya melebihi apapun. mungkin. dan yang dilihatnya adalah peri-peri sebodoh dan seautis dirinya yang ia cintai dengan muka cemangcemong penuh mentega sedang melompat-lompat gembira, asyik berguling-gulingan di atas surga kue keju dan selai berry biru, sambil melambai-lambaikan tangan mereka memanggil dirinya.

Peri Hutan segera berlari ke arah peri-peri bodoh dan autis tadi dan bergabung dengan mereka, tertawa-tawa dan berguling-gulingan sampai mukanya cemongan. bahagianya memiliki dunia mereka sendiri. dunia di mana surga dan neraka tak pernah ada. dunia di mana ia tak perlu berpura-pura; bisa mengeluarkan sumpah serapah tanpa takut ada yang terluka, menjadi bodoh tanpa dihukum, dan menertawakan kebodohan diri sendiri sampai malam bosan dan pamit. dan dunia penuh kebahagiaan yang tak pernah semu di mata Peri Hutan. walaupun kebahagiaan ini tidak bisa setiap hari dinikmatinya. mungkin inilah salah satu makna kebebasan yang selama ini dicarinya.

dan Peri Hutan meniup kelima lilin yang terpancang di atas surga kue keju dan selai berry biru tadi sambil memejamkan matanya, memohon 10 tahun lagi kebersamaan dan kebahagiaan itu... bersama peri-peri bodoh dan autis yang tak pernah bertambah tua seperti dirinya.

No comments: