Wednesday, July 12, 2006

Hari Kunjungan ke Rumah Beruang Madu Muka Datar

hari ini adalah hari kunjungan Peri Hutan ke rumah Beruang Madu Muka Datar -- beruang madu aneh yang lebih suka blueberry daripada madu. makanya peri hutan tidak pernah membawa madu kalau berkunjung ke rumah Beruang Madu Muka Datar. ia selalu membawa blueberry. setoples penuh blueberry. kadang-kadang beruang madu memakannya dengan roti sebagai selai. tapi lebih sering lagi ia memakannya begitu saja, tanpa apapun. kalau di dunia manusia mungkin disebut ‘nyemil’.
seperti saat ini, Beruang Madu Muka Datar meraup blueberry banyak-banyak dengan tangannya yang bulat lalu memasukkannya ke dalam mulutnya yang kecil. mulutnya sampai belepotan selai blueberry, lalu ia menjilati tangannya yang juga belepotan selai laknat itu.


hiyeeekk..


bagaimana tidak, Peri Hutan sampai jijik dibuatnya. dalam hati ia berjanji tidak akan lagi membawa setoples blueberry kalau berkunjung ke rumah Beruang Madu Muka Datar.
akhirnya setelah selesai mengisi perutnya dengan blueberry dan menyeka mulutnya yang belepotan, Beruang Madu Muka Datar siap mendengarkan kisah Peri Hutan. kisah-kisah yang belum sempat diceritakan karena tempat tinggal mereka yang memang berjauhan; Peri Hutan di hutan bunga matahari, sedangkan Beruang Madu Muka Datar tinggal di gua lembah madu.


Peri Hutan mengadukan keluh kesahnya kepada Beruang Madu Muka Datar dengan sangat seru, sampai-sampai tangan dan kakinya bergerak tak terkendali. Beruang Madu Muka Datar, yang memang sudah mengenal baik sifat Peri Hutan, diam saja dan bereaksi datar. ia hanya mengangguk sesekali tanda mengerti dan memberikan respon seperlunya. tapi ketika Peri Hutan bilang ia sudah capek dan tidak mau bermain komidi putar di taman bermain lagi, Beruang Madu Muka Datar langsung tersedak dan bereaksi dashyat.


“APPAAA??!!! kau jadi malas bermain komidi putar lagi gara-gara si taik kucing berperut buncit itu???!!! itu kan impianmu sejak dulu…”.


Peri Hutan syok. belum pernah dilihatnya Beruang Madu Muka Datar semarah itu.


“dasar peri hutan berotak dungu dan dangkal!!! main saja kau sana dengan ayunan tua seumur hidupmu di hutan reyot itu!!!”, lanjut Beruang Madu Muka Datar lagi dengan berapi-api.


Peri Hutan merengut. tentu saja ia panas. kalau beruang atau makhluk lain yang melakukannya mungkin sudah disemprotnya habis-habisan. atau mungkin sudah dicolok matanya dengan ranting dari mahkota bunga di kepalanya sampai berdarah-darah.


tapi Peri Hutan sayang Beruang Madu Muka Datar. dan sahabatnya itu hampir selalu benar walaupun kata-katanya terkadang menyakitkan. Peri Hutan merenung. “benar juga, aku terlalu dangkal…masih ada Neverland yang lain dengan komidi putar yang jauh lebih bagus dan mungkin juga gulali yang lebih manis dan berwarna-warni di suatu tempat…”, batin Peri Hutan.


tentu saja Peri Hutan tidak mau menghabiskan seumur hidupnya di hutan bunga matahari dan hanya bermain-main dengan ayunan tua walaupun ia cinta tempat itu.


tiba-tiba Peri Hutan beringsut dan memeluk Beruang Madu Muka Datar, yang masih terengah-engah menahan amarah, sambil tersenyum.


“aku sayang kamu, Beruang Madu Muka Datar… lain kali kalau aku berkunjung lagi, kau akan kubawakan dua toples penuh blueberry yang manis…”

No comments: