Saturday, November 11, 2006

Kegemparan di Hutan Bunga Matahari

tak perlu mendatangkan Flea/ Michael Balzary (bassist kelompok Red Hot Chilli Peppers.red) atau Rachel Maryam untuk membuat seorang Kurcaci Penabuh Genderang kebakaran jenggot. cukup dengan menjadi sahabatnya dan menghilang selama satu setengah hari, sudah dapat melihat si Kurcaci Penabuh Genderang menimbulkan kegemparan di hutan bunga matahari.

Peri Hutan tak menyangka efek yang ditimbulkan akibat kepergiannya memancing kemarin begitu besar bagi orang-orang di sekelilingnya. semua yang disayanginya tiba-tiba ada di hutan bunga matahari. komplit! ada Beruang Madu Muka Datar dari gua lembah madu dan juga seluruh peri-peri bodoh favoritnya, yang tinggal di negeri yang beraneka ragam.

semua yang tadinya panik, was-was, dan tegang segera dalam hitungan detik berubah menjadi bermacam ekspresi. ada yang lega, senang karena Peri Hutan kembali ke hutan bunga matahari tanpa kurang suatu apa, ada juga yang kesal, sedikit terganggu karena mengira Peri Hutan hanya mencari perhatian.

“He! Dari mana saja kau Peri Hutan?”, sambut si Beruang Madu Muka Datar dengan muka yang tentu saja datar.

“Tak tahukah kau kami sangat mencemaskanmu?”, timpal salah satu dari peri yang sangat disayanginya, yang jauh-jauh datang dari negeri kue lapis.

“Hee, maaf teman-teman… Aku pergi memancing kemarin…”, sahut Peri Hutan sambil menggaruk-garuk kepalanya; salah tingkah.

“Ah, dasar peri yang aneh! Kami kira kau diculik… Tapi kau baik-baik saja kan?”, tanya peri yang tinggal di negeri getuk lindri.

“Iya, Peri Getuk Lindri… Aku baik-baik saja kok…”, jawab Peri Hutan sambil tertunduk.

“Lebih baik kau datangi Peri Kue Bola… Ia marah sekali padamu…”, bisik peri dari negeri lolipop.

Peri Hutan segera mendatangi Peri Kue Bola yang sedari tadi tak mau melihat dan menyapanya.

“Peri Kue Bola, maafkan aku…”, pinta Peri Hutan dengan suara memelas sambil memain-mainkan kedua tangannya.

“Huh…”, Peri Kue Bola hanya melengos.

“Peri Kue Bola…”, panggil Peri Hutan dengan suara tercekat. air matanya nyaris tak dapat terbendung lagi.

Peri Kue Bola yang pada dasarnya tidak pendendam langsung luluh. ia langsung iba melihat ketulusan Peri Hutan yang meminta maaf padanya.

“Iya, Peri Hutan… Aku maafkan. Tapi lain kali jangan berlaku seperti ini lagi yah… Kau membuat semua orang yang menyayangimu panik. Kurcaci Penabuh Genderang sangat bersedih ketika tahu kau tak ada. Ia langsung menghubungi semua orang yang mengenalmu.”, kata Peri Kue Bola sambil mengelus-elus rambut ikal Peri Hutan.

“Coba kau lihat di setiap batang pohon yang ada di hutan bunga matahari. Kurcaci Penabuh Genderang khusus membuat selebaran itu sebagai upaya menemukan dirimu, Peri Hutan...”, lanjut Peri Kue Bola.

benar saja, ternyata di setiap batang pohon di hutan bunga matahari tertempel selebaran-selebaran dengan foto Peri Hutan di atasnya. ia tak memperhatikannya tadi.

segera Peri Hutan mengambil salah satu selebaran yang tertempel. begini isinya :

DICARI!!!
PERI HUTAN a.k.a Malaikat yang Lucu dan Menyenangkan
[the world's most wonderful-talented-dodol-rewel person ever alive]

Ciri-ciri:
Peri Hutan bodoh tukang bengang-bengong cengangas-cengenges
yang punya ketawa licik dan rambut yang bagus

Bagi yang menemukan, harap segera hubungi :
KURCACI PENABUH GENDERANG
di dalam batang pohon oak


Peri Hutan langsung berderai air mata. ia tak menyangka sahabatnya yang beler itu mau bersusah payah mencari dirinya. segera ia berlari ke arah sungai, sambil masih menggenggam selebaran itu di tangannya. sesuai dugaannya, si Kurcaci Penabuh Genderang sedang duduk termangu sambil memangku Tigger, kucing hutan miliknya, dengan wajah sedih di bangku kayu, ditemani stik keju kering dan susu coklat. menunggu Peri Hutan kembali, entah kapan.

“Kurci Maruciiiii!!!!”, teriak Peri Hutan sambil terengah-engah. Kurcaci Penabuh Genderang tak percaya akan pendengarannya, tapi ia mengangkat wajahnya yang sejak tadi tertunduk ke arah asal suara yang memanggilnya.

“Peri Hutan???!!”, Kurcaci Penabuh Genderang melongo, melihat sahabatnya yang sudah beleleran air mata di hadapannya.

“Maafkan aku Kurci… Aku sudah membuatmu susah sejak kemarin. Janji, aku takkan pergi lagi tanpa pamitan padamu. Aku sayang sekali padamu, Kurci…”, isak Peri Hutan sambil memeluk sahabatnya yang langsung tersenyum lega, menyambut peri bodoh kesayangannya yang kembali dengan selamat di hutan bunga matahari.


[*] inspired by anakpenyuileran.blogspot.com

1 comment:

Anonymous said...

I would like to exchange links with your site perihutanmainayunan.blogspot.com
Is this possible?