Babak-babak di dalam Asbak
Senin dan Selasa berlalu tanpa pesan,
bersanding dengan puntung-puntung pengganti kesan...
Mereka berserakan dalam asbak
tercerai-berai dalam babak-babak,
bersama asap yang berbaur dengan keringat
seperti bau parfum ibu yang menyengat...
***
Lalu sekali lagi api dinyalakan,
biar nafas asap meresap dalam paru-paru
dan menyaru jadi wajahmu di udara...
(09.55 A.M)
No comments:
Post a Comment