Friday, March 16, 2007

Things You Call Fate

This is why I'm here. Not to go to the supermarket. Not to sign your autograph. I'm here to sing these songs.” (Thom Yorke)

pernyataan tersebut dilontarkan oleh vokalis Radiohead, Thom Yorke, dalam wawancara dengan Jon Wiederhorn untuk MTV Europe beberapa waktu yang lalu. pria pemalu yang penuh dengan pemikiran politis dan terkesan sarkas dalam hampir setiap pernyataannya ketika diwawancara, terlebih ketika disinggung mengenai kehidupan pribadinya ini boleh jadi sedikit dari yang telah menemukan tujuan hidup dan takdirnya; maksud dari keberadaannya di dunia yang fana ini.


Peri Hutan belajar banyak selama di perjalanan. ia memang belum mampu berdamai dengan masa lalunya.

sesungguhnya ada tiga hal utama yang selalu mengganggu di dalam hidup kita. membuat kita cemas atau was-was. ketiga hal tersebut adalah hati, ketakutan, dan takdir.

“Hati memang sebuah teka-teki yang abadi. Terkadang kuat, terkadang lemah.”

“Ketakutan adalah sebuah teka-teki yang dilematis. Langit mendung kita takut hujan, langit cerah kita takut panas.”

“Takdir… Takdir adalah sebuah teka-teki yang membingungkan. Siapa sangka bahwa takdir bersurat. Di perang Baratayudha, Arjuna akan ditakdirkan melawan Adipatikarna, kakaknya sendiri… dan Kunti harus rela kehilangan salah satu anaknya.” – Mbak Wid (Biola Tak Berdawai, 2003)

bagi Mbak Wid, seorang dokter di penampungan bayi-bayi cacat yang diperankan oleh Jajang C. Noer, kehidupan memang penuh dengan teka-teki. untuk itu ia merasa memerlukan tarot dalam menjawab pertanyaan-pertanyaannya tentang hidup. menurutnya, kartu-kartu itu membuatnya tetap waras karena setiap hari harus berhadapan dengan bayi-bayi yang mati.

tidak ada yang mau hidup sendiri. sunyi di dalam kesepian. namun bagaimana jika takdir membawa kita kepada kesendirian itu? bagaimana jika takdir menginginkan hal-hal yang berkebalikan dengan apa yang kita inginkan? sekeras apapun manusia berusaha, akankah semuanya membawa hasil jika sesuatu telah digariskan?

Peri Hutan menghanyutkan ranselnya ke dalam sungai, biar tak ada beban lagi yang harus digendongnya. kini ia hanya punya topi jaringjaring bodoh dan kamera poket bersamanya. juga benang sulam merah jambu kepunyaan mendiang neneknya yang tak ikut ia hanyutkan ke dalam sungai. mungkin suatu saat ia akan membutuhkan ransel kecil baru. mungkin juga tidak. tapi yang pasti, terlalu banyak makan rumput yang pahit di pinggir sungai dan sendirian bukanlah perpaduan yang disarankan. walaupun bisa jadi pilihan terbaik di saat-saat seperti ini.

kini luka lama telah terobati, dan Peri Hutan siap menyongsong perubahan di dalam hidupnya. ia tidak terburu-buru. siapapun bisa datang dan pergi. yang tetap bersamanya tentu saja akan menjadi orang-orang terpilih. dan kalaupun tak ada, seharusnya tak jadi masalah. ia harus mempersiapkan diri, jika takdir yang memintanya.


I find it hard, hard to let go
And you are entitled to know,
you have brought nothing else but bliss,
a great deal of frustration, a voluntary occupation
driving me insane and off the wall
And we were free to choose each other
But now it seems like something other
So have you placed me where I stand?

We turned caring like a mother, afraid to lose each other
It got us this far
Now problems are:
I have no bags to pack, no suitcase waiting in the hall

You have no make-up, no stockings in my drawer
Oh, how did we forget? How could we forget?
It's easy to learn if you never regret
When you live in paranoia and you know she's got you, oh yeah
You can't leave until you know the truth
So for months you're going nowhere
until you seize the day and place yourself behind the steering wheel

Or you could end like you don't want to, the opposite of what you planned to
You can watch the ships when they're abroad
Become a joke when people see you, cause it's enough to please you
You got this far, step out of the car
I have no bags to pack, no suitcase waiting in the hall
You have no make-up, no stockings in my drawer
Oh, how did we forget? How could we forget?
It's easy to learn if you never regret
We'll never learn in the future, this is it, seemingly I am sure
I know we haven't been together now
It wasn't meant to be this way so we'll give it days and days
and we'll try to make it easy now

Once I believed we could approach this,
now I have faith placed in the things you call fate

In the things you call fate
In the things you call fate…” – Sondre Lerche (Things You Call Fate)

No comments: